Minggu, 24 Maret 2013

Ubah Konsumen Jadi Sahabat



Dimuat di Koran SINDO, Maret 2012

Proses terbentuknya seorang konsumen yang loyal, dekat dengan brand dapat disejajarkan dengan proses terciptanya seorang sahabat. Dari konsumen hingga menjadi soulmate butuh proses.

Brand dan proses penciptaan soulmate itu dikupas Amalia E Maulana, sang penulis dalam buku berjudul BRANDMATE: Mengubah Just Friends Menjadi Soulmates. Buku setebal 231 halaman ini terbilang unik karena menggunakan analogi pertemanan untuk mengupas secara tuntas konsep branding yang selama ini banyak mispersepsi.

“Seringkali branding dipersepsikan sama dengan marketing communication (MarCom).Kegiatan branding dinilai hanya seputar pembuatan logo, slogan, iklan, event, spanduk, dan pameran. Padahal pengertian branding lebih luas dari itu,” ungkap Amalia dalam peluncuran buku BRANDMATE di Kafe Pisa, Jakarta Selatan (16/2),kemarin.

Bagi sang penulis,proses terciptanya seorang sahabat dapat disejajarkan dengan proses terciptanya seorang konsumen yang loyal. Mengonversi seorang teman butuh waktu dan usaha keras. Demikian juga dengan menciptakan konsumen yang dekat dengan brand tidaklah mudah. Semua itu perlu perencanaan dan usaha dari pemilik brand.

Memiliki konsumen yang telah berubah dari konsumen biasa menjadi konsumen sangat loyal adalah the ultimate goal. Buku ini menjelaskan proses branding, yaitu bagaimana tahapan proses konversi dari teman biasa (konsumen pemula) menjadi sahabat (konsumen loyal).

Ide menulis buku branding solution berjudul BRANDMATE : Mengubah Just Friends Menjadi Soulmates lahir dari concern penulis yang berprofesi sebagai brand consultant. Amalia E Maulana PhD. Sebelumnya juga dikenal sebagai pionir di bidang etnografi pemasaran di Indonesia.

Bukunya,Consumer Insights via Ethnography, yang terbit 2009 telah banyak digunakan perusahaan dan menginspirasi banyak orang, terutama mahasiswa di sekolah bisnis.Penulis juga pendiri dan direktur dari ETNOMARK Consulting, sebuah perusahaan konsultan branding yang menangani brand audit dan knowledge building di berbagai perusahaan. Memperoleh gelar PhD dari School of Marketing, University of New South Wales, Sydney, Australia, tentu menguatkan pemahaman akademiknya mengenai konsep branding.

Pengalaman yang panjang sebagai praktisi pemasaran dan branding dari berbagai perusahaan multinasional membuatnya menjadi seorang well-trained yang mengerti kompleksitas dunia bisnis dan penerapan konsep branding secara lebih membumi.

Dalam kesehariannya, penulis menemui banyak pengambil keputusan di perusahaan yang belum memahami prinsip branding.Banyak perusahaan yang hanya mengandalkan asumsi atau meraba saja situasi relationship-nya dengan konsumen.

Tanpa riset yang holistik, salah satunya dengan studi etnografi, perusahaan akan terus menerus berada pada situasi gambling (pemborosan) dalam menggunakan uang perusahaan melalui budget MarCom-nya. “Di sinilah akar permasalahan pemborosan investasi pemasaran perusahaan. Pengambil keputusannya tidak memahami filosofi dasar branding. Strategi branding tidak tepat, kegiatan MarCom pun tidak efektif dan efisien,”papar Amalia.

Branding, lanjut Amalia, juga bukan hanya urusan di tingkat brand manager. Pemahaman menjadi kunci keberhasilan mengantarkan brand sampai kepada cita-cita. Itu mencakup proses pembinaan sinergi dalam proses internal branding, perusahaan yang organisasinya kompak, akan punya kesempatan menjadi menang. Becoming a consumer- oriented organization, bukan sekadar retorika, melainkan sudah menjadi jiwa perusahaan. Perhatian penulis lainnya mengenai branding adalah bagaimana perusahaan hanya fokus pada external branding, yaitu komunikasi kepada pihak luar.

Pengambil keputusan perusahaan jarang memikirkan internal branding.Pemahaman perspektif di dalam organisasi tentang cita-cita brand justru sering diabaikan. Konflik internal dibiarkan saja. Padahal tanpa kekompakan dalam perusahaan, mustahil perusahaan bisa menciptakan enjoyable customer experience.

Link: http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/470567/44/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar