Minggu, 24 Maret 2013

Keterwakilan Perempuan di Parlemen-Tetap Utamakan Kualitas SDM

Keterwakilan perempuan di parlemen harus tetap mengutamakan kualitas dibandingkan sekadar memenuhi kuota 30% sesuai dengan amanat UU No 2/2008 tentang Partai Politik atau untuk mencapai kesetaraan gender di bidang politik.

Pengamat politik Universitas Indonesia (UI), Iberamsyah menilai,wakil perempuan yang masuk dalam parlemen saat ini belum sepenuhnya berkualitas sehingga harapan untuk dapat mewakili aspirasi dan mengatasi masalah pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak belumlah maksimal.

“Perempuan yang masuk parlemen sekarang kebanyakan belum berkualitas, kurang cerdas,bukan berasal dari aktivis kampus,atau orang yang memang menjadikan politik sebagai lahan untuk pengabdian.
Jadi di DPR banyak dari mereka yang justru tersingkir,” tegas Iberamsyah di Jakarta kemarin.

Menurut dia, kondisi tersebut masih akan berlangsung lama. Selain karena berbagai hambatandarisegibudaya,sumber daya manusia (SDM) perempuan yang memiliki kualitas tidak banyak yang tertarik untuk terjun ke dunia politik.Mereka lebih memilih profesi lain seperti dokter,kuasa hukum,atau birokrat.

Sisanya masih berpikir bahwa dunia po-litik dan kepartaian sangat rekat dengan politik uang,korupsi, dan memiliki ruang kerja yang tidak teratur yang praktis juga berbenturan dengan peran perempuan di dalam rumah tangga. Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro berpendapat sama.
Dia menilai, keterwakilan perempuan di parlemen yang hanya mengedepankan kuota kurang berdampak seperti yang terjadi sekarang.

“Wakil perempuan di DPR sudah lebih meningkat, tapi kurang terdengar gaungnya,” tegas Siti. Karena itu,menurut dia,harus ada kerja keras bersama antara pemerintah dan parpol untuk mencapai target keterwakilan perempuan berkualitas di lembaga legislatif.

Sebab, ujarnya, saat ini perempuan masih memiliki kendala internal dan eksternal untuk terjun dalam bidang politik praktis. Banyak perempuan yang menilai dunia politik sebagai ranah maskulin atau berbenturan dengan tugasnya dalam keluarga.****(Dyah Ayu Pamela) http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/461111/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar