Tuesday, 17 April 2012 | |
Kanker serviks atau kanker leher rahim hingga saat ini masih menjadi
salah satu penyakit yang harus diwaspadai. Betapa tidak,setiap tahun
persentase perempuan yang menderita penyakit ini terus bertambah.
Menurut data Globocan pada 2002,
sebanyak 493.243 perempuan di seluruh dunia didiagnosa terkena kanker
serviks setiap tahunnya,di antaranya sebanyak 273.505 perempuan
meninggal. Di dunia,lebih dari 700 perempuan meninggal setiap hari
karena kanker serviks. Sekitar 80% kasus dan kematian ini terjadi di
negaranegara berkembang termasuk Indonesia,yang merupakan negara nomor 1
dengan jumlah kasus dan kematian paling tinggi.Dari estimasi data
Globocan,40 kasus baru kanker serviks didiagnosa setiap hari.Pada hari
yang sama,sebanyak 20 perempuan meninggal karenanya.
Sementara itu,berdasarkan data terbaru pada 2011, jumlah wanita yang didiagnosis terkena kanker serviks per harinya mengalami peningkatan menjadi 37 kasus, dengan jumlah kematian 1 wanita setiap jam.Dokter spesialis kandungan dari MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, Dr Ardiansjah Dara SpOG M Kes,mengatakan bahwa kanker serviks bukanlah penyakit keturunan.Kanker serviks disebabkan oleh tipe-tipe tertentu dari virus umum,yaitu human papillomavirus (HPV) yang jumlahnya lebih dari 100 jenis. “HPV ini virus yang umum,ada lebih dari 30 jenis tipe HPV yang menginfeksi daerah kelamin,”ujarnya pada acara diskusi kesehatan bertajuk Seminar Kanker Serviks dan Penyakit HPVdi MNC Tower,Jakarta.Beberapa tipe tersebut bisa berbahaya, bahkan menyebabkan kematian.Ada 4 tipe HPV yang biasanya menginfeksi manusia.Di antaranya HPV tipe 16 dan 18 yang merupakan penyebab utama (70%) kasus kanker serviks. Sementara,dua lainnya HPV tipe 6 dan 11 merupakan penyebab 90% kasus kutil kelamin yang bisa terjadi pada pria dan wanita. Kebanyakan infeksi HPV tidak menunjukkan gejala ataupun tanda yang khusus. Karena itu,kebanyakan orang yang sudah terinfeksi HPV tidak menyadari kalau dirinya sudah terinfeksi HPV atau bahkan menularkannya. “Hal ini juga bergantung pada antibodi seseorang. Pada kebanyakan orang,sistem imun tubuh dapat membersihkan infeksi HPV tersebut, namun saat tidak dibersihkan oleh tubuh,beberapa penyakit dapat berkembang,” paparnya lagi. Kanker serviks tidak terjadi secara tiba-tiba.Biasanya diperlukan waktu bertahuntahun, walaupun terkadang dapat terjadi dalam waktu yang lebih singkat. Ketika seorang perempuan terinfeksi tipe-tipe tertentu HPV dan sistem imun tubuhnya tak mampu membersihkan virus tersebut,maka sel-sel yang abnormal dapat berkembang di permukaan serviks.Bila tidak diobati atau terdeteksi dini,sel-sel abnormal ini akan berkembang menjadi prakanker dan secara bertahap menjadi kanker. Meski demikian,Dr Ardiansjah Dara Sp OG M Kes mengatakan,kanker serviks dapat dideteksi dan dicegah dengan tes pap smeardan vaksinasi yang dilakukan setahun sekali. Pap smearmerupakan bagian dari pemeriksaan ginekologi yang dapat membantu mendeteksi adanya sel yang abnormal pada serviks,sebelum sel tersebut berkembang menjadi prakanker atau kanker serviks.Pap smearini baru dapat dilakukan oleh wanita yang sudah pernah berhubungan seksual,sedangkan vaksinasi bisa diberikan sejak anak usia 10 tahun. “Pencegahan kanker serviks harus dilakukan sejak dini. HPV umumnya didapatkan dalam beberapa tahun pertama setelah debut seksual. Proteksi dini akan lebih efektif sebelum anak perempuan aktif secara seksual,” tambahnya lagi. Ada 3 metode utama untuk penanganan kanker,termasuk kanker serviks.Pertama melalui radiation therapyyang menggunakan energi tinggi X-rays untuk mematikan sel kanker.Kedua, dengan kemoterapi, yaitu penggunaan obat-obatan untuk menghambat pertumbuhan sel kanker.Ketiga, surgeryatau tindakan operasi untuk membuang kanker. dyah ayu pamela |
Minggu, 24 Maret 2013
Mengantisipasi Kanker Leher Rahim
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar