Tuesday, 09 October 2012 | |||
Kelaparan tersembunyi (hidden hunger) masih menjadi masalah gizi serius
yang dihadapi masyarakat modern, khususnya di negara berkembang. Hidden
hunger terjadi karena kekurangan vitamin dan mineral atau zat gizi
mikro.
Asupan yang cukup dan
ketersediaan vitamin dan mineral esensial sangat erat kaitannya dengan
kelangsungan hidup,perkembangan fisik dan mental,kesehatan
umum,kesejahteraan menyeluruh dari individu dan masyarakat. Berdasarkan
hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010,angka kurang gizi
pada balita mengalami penurunan menjadi 17,9%,dibandingkan pada tahun
2007 sebesar 18,4%.
Penduduk Indonesia juga masih mengalami ancaman masalah gizi mikro yang sering disebut kelaparan tersembunyi (hidden hunger). Persoalan ini pernah mengemuka dalam Konferensi Pers Regional Ministerial Consulting on Maternal and Child Nutrition in Asian Countris 2005,Dr dr Siti Fadilah Supari SpJP (K),yang saat itu menjabat menteri kesehatan, menyebutkan bahwa 50% penduduk Indonesia mengalami kelaparan tersembunyi. Menurut Guru Besar Ilmu Gizi dari Universitas Hasanudin Prof Abdul Razak Thaha,gizi merupakan indikator pembangunan suatu negara. Stabilitas suatu negara dapat tergambar dari status gizi masyarakatnya.Selain itu,1.000 hari pertama adalah penentu kehidupan selanjutnya.Karena itu, asupan gizi mikro dalam masa tersebut sangat penting. “Salah satu bukti bahwa masalah asupan gizi mikro di Indonesia masih kurang diperhatikan adalah masih banyak orang bertubuh pendek.Indonesia termasuk lima negara terbesar di dunia yang memiliki penduduk bertubuh pendek,”sebutnya. Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia ini mengemukakan,kini penyakit menular belum banyak berkurang dan pada waktu yang bersamaan penyakit tidak menular meningkat akibat kekurangan gizi mikro.Karena itu,perlu pengarusutamaan gizi dalam pembangunan. Masalah gizi mikro yang banyak ditemui di Indonesia,misalnya kekurangan yodium yang merupakan zat gizi esensial bagi tubuh. Asupan zat besi,vitamin A, asam folat,dan beberapa vitamin B,serta zinc juga masih kurang. Yodium,zat besi,dan vitamin A adalah tiga zat gizi mikro utama yang menarik banyak perhatian, terutama pada dekade terakhir. Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKI) mungkin merupakan penyakit yang terkait dengan gizi yang pertama dikenal manusia. Efek dari kekurangan yodium dalam bentuk goitredan kekerdilan, serta penanganannya lewat zat gizi (dietary treatment) juga sudah diketahui sejak lama.Bayi yang lahir dari ibu yang menderita kekurangan yodium,jika mereka hidup,maka akan kerdil dengan umur harapan hidup (UHH) yang rendah,retardasi fisik dan mental,tuli,bisu atau kejang— bergantung pada derajat kekurangannya. Kekurangan yodium adalah penyebab yang paling umum dari penyakit retardasi mental.GAKI lebih diakibatkan oleh kondisi geologis dibandingkan dengan kondisi sosial-ekonomi. Dampak GAKI dapat lebih buruk apabila dikombinasikan dengan kemiskinan,malagizi umum,dan buruknya sanitasi. Sementara,anemia zat besi menjadi penyakit kekurangan zat besi yang paling lazim di dunia mencangkup setengah dari semua jenis penyakit anemia. Anak-anak penderita anemia besi mengalami gangguan perkembangan fisik dan mental. Defisiensi vitamin A telah lama dikenal sebagai penyakit terkait gizi yang serius,tetapi sejauh mana populasi telah terkena dan implikasinya bagi kesehatan dan kelangsungan hidup baru disadari belakangan.Defisiensi vitamin A awalnya merupakan ancaman yang tidak kelihatan.Apabila tidak ditangani,maka dapat merampas penglihatan seseorang (anak-anak). Kini zinc pun memperoleh perhatian khusus.Zat gizi zinc mempunyai fungsi katalitik yang terdiri atas 300 macam enzim yang berperan dalam sintesis dan degradasi karbohidrat,lemak, dan protein,serta metabolisme zat mikro lain. Studi Direktorat Bina Gizi dan Kesehatan Ibu Anak Kemenkes (2006) menunjukkan bahwa prevalensi zinc pada balita di Indonesia sebesar 32%.Sementara,asupan zinc pada balita 30% dari kecukupan gizinya. ● dyah ayu pamela |
Minggu, 24 Maret 2013
Awas Hidden Hunger Mengancam
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar