Selasa, 07 Januari 2014

Mengenal Bali Lewat Miguel Covarrubias

Tanpa rencana, siang itu bus Trans Sarbagita (kalau di Jakarta mirip bus Trans Jakarta) yang aku naiki ternyata menuju wilayah Nusa Dua. Aku pikir tidak apalah, rencana ke wilayah utara Bali harus batal, toh ke daerah Ubud sana pun sudah tidak cukup waktu.

Berkunjung ke Museum, sebenarnya bukan hal yang terlihat seru. Tapi kadang menariknya, ada hal-hal tertentu diluar dari biasanya, mengunjungi museum ternyata membawa pengetahuan baru dan jadi cara mengenal yang unik. Seperti kesan magis dari patung-patung dan benda purbakala. Tidak pernah ada perasaan seperti ini, aneh, mistis, seperti tidak sedang seorang diri ketika di ruangan itu. beda sekali atmosfernya saat masuk ruang pamer pertama yang berisi karya lukisan seniman asal Indonesia.
Semua orang pasti setuju, kalau Bali punya sejuta pesona. Karenanya tak mengherankan meski berkali-kali ke pulau dewata ini tak pernah ada kata bosan ataupun berharap untuk tidak kembali. Tapi sesering apa mengunjungi Bali, apa iya kita sudah benar-benar mengenal kultur, kebiasaan, budaya, dan latar belakang masa lalunya? Salah satunya lewat Miguel Covarrubias Bali bisa dikenal hingga ke benua lain, ketika buku karyanya berjudul Island of Bali terbit pada 1937. Karya-karyanya berupa lukisan, foto, dan gambar-gambar hasil guratannya dipamerkan di Museum Pasifika, Nusa Dua, Bali.

Image
salah satu sudut di museum pasifika
sudut ruang pamer lainnya kebanyakan berisi lukisan
Kembali pada sosok yang mengenalkan Bali, siapa sebenarnya Covarrubias itu? José Miguel Covarrubias Duclaud (22 November 1904 – 4 Februari 1957) adalah seorang pelukis dan karikatunis asal  Meksiko, juga etnolog dan sejarawan yang pada tahun 1930 silam datang ke Bali, melakukan penelitian tentang masyarakat Bali. Covarrubias menyusuri seluruh wilayah pulau Bali dan berkat penelitian yang dilakukannya dia berhasil mengenal penduduk dan kebiasaan mereka. Agama dan keluarga merupakan elemen yang penting dalam kehidupan masyarakat Bali, sesuatu yang mirip dengan kebudayaan Meksiko. Melalui berbagai foto, gambar, lukisan, dia menggambarkan esensi pulau, warna, tekstur, serta kehangatan pemandangan alam dan penduduknya, dari gambar-gambar tentang kesederhanaan dari “masyarakat yang sederhana” kita dapat mengetahui dengan rinci bagaimana masyarakat dan kehidupan sehari-hari di Bali.

Image
bagian mistis di museum ini adalah sudut tentang benda purbakala

Salah satu yang menarik perhatian Covarrubias adalah seni tari Bali dan keterampilan yang dimiliki oleh penduduk sejak usia muda. Dalam setiap acara ada tarian dan musik yang berbeda denhan kostum mewah dan hiasa kepala yang sama sekali tidak sederhana. Garis-garis spontan dari banyak gambar yang dibuat Covarrubias juga memperlihatkan gerakan penari dalam fase berbeda. Musik dan tari yang dimiliki masyarakat Bali berasal dari dewa.

Salah satu kutipan yang diambil dari artikel yang dipajang di ruang pamer menyebutkan berbagai hasil penelitian Covarrubias tentang masyarakat Bali. “Di Bali sebuah perayaan tidaklah lengkap tanpa adanya pertunjukan musik, tari, dan teater. Seni tari Bali benar-benar meupakan sebuah pertunjukan, ditarikan untuk menghibur penonton dan sebagai unjuk kebolehan. Bentuk-bentuk ekspresi bahasa tubuh yang berhubungan dengan ritual yang magis.” Miguel Covarrubias

Museum Pasifika menampilkan 115 gambar, lukisan dan foto-foto yang menunjukkan nilai seni, dokumenter karya seniman Meksiko dan kekayaan Bali. Tiket masuknya Rp. 70.000 / $ 5 dollar untuk warga lokal dan sekitar $10 Dollar untuk warga asing (jujur ini terlalu murah). Sesuai namanya, Museum Pasifika juga berisi koleksi dari banyak negara termasuk Asia Pasifik. Ruangan lainnya berisi karya-karya lukisan warga Italia yang pernah mengeksplorasi seni di Bali, seperti Renato Chsritiano, Gilda Ambron, dan Piero Antonio Garriazo. Lalu, ruang yang penuh diorama pelukis Belanda yang sempat tinggal di Bali yakni Wilem Gerard Hofker, Isac Israel, dan Hendrik Paulides.

Sebuah perjalanan sederhana

November 2013

(Dyah Ayu Pamela)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar