Traveling belum lengkap rasanya kalau
nggak mencoba makanan khas daerah setempat. Bukannya kuliner itu juga
termasuk bagian dari eksplosure pariwisata? berhubung waktu jalan ke
Malaysia, travel mate saya Fika tukang makan dan concern about culinary, jadi saya ulas sedikit tentang makanan apa aja yang harus dicoba. let’s chek it out….
Kawasan terkenal dengan site lalu lalangnya turis adalah Bukit Bintang. Nggak
heran kalau sederet restoran ada di sini, kata beberapa teman kuliner
di Jalan Alor juga harus dicoba, karena disana ada banyak street food
alias makanan pinggir jalan, siapa tahu murah dan enak. Tapi karena
hotel saya letaknya sekitar Bukit Bintang, jadi makan malam selama tiga
malam disana pilihannya ya disekitar sini.
Baru aja cek in hotel, tapi habis itu
perut rasanya udah kruyuk-kruyuk minta diisi. Maklumlah kan memang jam
makan siang, jalan sekitar 500 meter, sederetan jalan di Bukit Bintang
menawarkan berbagai macam restoran. Yang menarik, ada sebuah restoran
India bertuliskan Nasi Kandar dan Ayam Tandoori, tanpa pikir panjang
langsung pilih makan disini. Apa sih sebenarnya kedua menu ini? agak
bawel habis makan saya nanya-nanya kenapa ayam Tandoori bisa merah, dari
mana warna merah tadi. Mungkin resep rahasia, si bapak Indian berkulit
gelap dan tinggi kurus nggak mau kasih tahu. Dia cuma bilang itu dari
bumbu khas di India.
Siapa yang tidak tergoda penampilan Ayam
Tandoori warnanya merah, kirain rasanya pedas padahal jutru seperti ada
campuran resapan lemon, jadi asem. Ayam Tandoori ini juga dilengkapi
saus yang nggak pedas, campuran yogurt, sama asamnya. Saya nggak paham
sih, kenapa kalau ke restoran India pasti dikasih porsi yang besar
banget. Mungkin orang India kalau makan bener-bener mirip kuli. Makanya
lebih baik beli seporsi untuk berdua biar nggak mubazir. Lain lagi rasa
Nasi Kandar, mirip dengan nasi kebuli yang suka dibuat mama dirumah.
Paduan berbagai rempah-rempah dan rasa kambing.
Waktu belum sampai Malaysia, Fika
berseloroh harus coba menu Nasi Lemak Ganja. Yes, ada kata ganja disana,
dicari-cari apa itu Nasi Lemak ternyata mirip Nasi Uduk kalau di
Indonesia. Bedanya, nasi ini nggak direndam dan dimasak dengan santan,
tapi hanya daun salam, lalu ada orek-orek kacang, telur mata sapi, dan
sambal. Blaaaaah cuma ini ternyata, penonton kecewa. Oke nggak apa-apa, itu harganya cuma 2 Ringgit dan biasa aja rasanya.
Dimana pun kamu berada, kalau nggak mau
kecewa, pilihlah tempat yang kelihatannya ramai dikunjungi. Bisa jadi
restoran itu memang punya taste yang sesuai. Seperti kalau di
Bukit Bintang, malam harinya kita makan di Nasi Ayam Hainan Chee Meng,
nggak kecewa deh sama menu disini. Nasi Ayam beserta Lauk Ayamnya
ajiiiibbb, gurih tapi nggak seperti kebanyakan MSG. Ayamnya juga mirip bebek. By the way
saking sukanya malam besoknya kami kesini lagi dan nyoba menu berbeda,
Mie Goreng Hokian-nya yang ternyata juga enak. Kalau biasanya makanan
dengan taste nggak mengecewakan, pasti mahal. Nah, tapi disini rasionable
banget. Seporsi Nasi Ayam Hainan sekitar Rp. 30 ribu atau 7 Ringgit.
Menu lain juga rata-rata seharga 7-10 Ringgit. Cuma kalau dibandingkan,
dengan reatoran diluar jalur Bukit Bintang seperti Jalan Alor, harganya
pasti lebih murah. Kan disini site nya turis. So, yang pergi ala backpacker lebih baik ke Petaling Street aja, atau Jalan Alor.
Kalau cuma cari restoran India diberbagai
sudut juga ada. Kalau di Indonesia mirip Restoran Padang yang tersebar
dan jadi favoritnya orang-orang, termasuk kalau kamu ke Papua sekalipun,
restoran nasi padang ada disana. Di dekat Stasiun Komuter, KL Central
ada Suriah Teh Tarik yang makan berdua cuma menghabiskan 7 Ringgit
padahal porsinya banyak dan sudah termasuk minumnya. Juga Restoran Nasi
Kandar dekat Gedung Mydin, meski ada teman yang berkomentar di warteg
lebih murah 10 ribu juga dapet (itu cuma sepiring).
Hampir tiap hari makan berlemak atau
berkuah santan di restoran India, kasian perut skita. Buah adalah menu
wajib, carilah ke pasar seputar Petaling Street. Disini tersedia banyak
macam buah, tergantung kamu sukanya apa. Oh ya, kalau kesini jangan lupa
beli Air Mata Kucing sebagai pelepas dahaga. Unik ya namanya, katanya
Air Mata Kucing juga berkhasiat untuk panas dalam. Rasanya mirip-mirip
kalau kita minum liang teh.
Sepenggal perjalanan(Dyah Ayu Pamela)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar